LEBARAN
ALA ANAK RANTAU
Hari raya sudah tiba. Lebaran sudah
datang. Namun, perantau penuntut ilmu seperti kami belum bisa merasakan
indahnya keberkahan lebaran bersama kelurga tercinta.
Banyak kendala yang
menghalangi. Mulai dari mepetnya dengan tanggal ujian di kampus dan biaya mudik
yang cukup mahal.
Alasannya sama karena lebarannya bukan
di kampung halaman sendiri. Masih dengan suasana I’dul Fitri dengan teman-teman
seperjuangan dan sahabat-sahabat terdekat.
Meskipun
demikian, rasa kemenangan tetap kami rasakan setelah sebulan menjalankan
berbagai macam ibadah. Bersama dengan keluarga besar Gayo (Aceh) yang sudah
menetap di Jember, kami pun bisa merasakan keberkahan lebaran yang belum
kesampaian.
Saling memaafkan dan silaturahmi adalah
rutinitas kami sebagai mahasiswa Gayo (Aceh) disini. Berkunjung dengan rasa
tentram dan menambah kedekatan kami bersama orang sesuku yang sama-sama berada
di negeri orang.
Satu hal yang tidak pernah ketinggalan
adalah mencicipi berbagai macam kue yang dihidangkan.
Berbagai
jenis kue akan kami coba satu persatu sebagai ajang detektif rasa dan
membandingkan dengan rasa kue yang ada di Aceh. Mungkin itu adalah suatu hal
yang sangat menyebalkan, karena tetap saja kue buatan ibu di kampung halaman
adalah yang terbaik. Tentu saja hal ini hanya akan membuat perasaan sedih.
0 Komentar